DPRD PASER

" Z U L K I F L I " Caleg Partai Demokrat No Urut 8 di Daerah Pemilihan 3 Kecamatan Tana Paser

Selasa, Juni 11, 2013

PILIHAN TANA PASER

zulkipli

PADA PEMILU 2014 NANTI DIKABUPATEN PASER DAERAH PEMILIHAN 3 KECAMATAN TANA PASER,MASYARAKAT DAN BARISAN PEMUDA YANG MENGINGINKAN PERUBAHAN DI KECAMATAN TANA PASER SEPAKAT UNTUK MENDUKUNG
" Z U L K I F L I " MEWAKILI ASPIRASI MASYARAKAT DI KECAMATAN TANA PASER
( DAPIL 3 ).
DUKUNG ZULKIPLI MENJADI ANGGOTA DPRD KABUPATEN PASER
DUKUNG ZULKIFLI MENJADI KETUA DPRD PASER

zulkifli 
Caleg Dapil 3
no urut 8


Kritik dan saran
082156661323
082125533333

Sekilas DPRD Kab. Paser



Berdasarkan hasil Pemilihan Umum tahun 2004, keanggotaan DPRD Kabupaten Paser terdiri dari 4 Fraksi, yaitu Fraksi Golkar, Fraksi PPP, Fraksi Ukhuwah, dan Fraksi PDI-P dengan kursi terbanyak adalah Fraksi Golkar (8 kursi). Karena keterbatasan data yang tersedia, maka untuk informasi tentang kegiatan di DPRD Kabupaten Paser selama kurun waktu tahun 2008 masih menggunkan data tahun 2007. Selama tahun 2007, jumlah rapat komisi di DPRD sebanyak 82 kali sedangkan pada tahun 2006 sebanyak 165 kali atau terjadi penurunan sebesar 50.30 persen. Komisi yang memiliki prekuensi rapat cukup tinggi adalah komisi II atau komisi B yaitu 53.66 persen dari seluruh rapat komisi di DPRD.

Jumat, Mei 24, 2013

Tujuan & Sistem Pemilu

Tujuan & Sistem Pemilu

 


 
Di Negara yang banyak jumlah kepadatan penduduknya, dan kepadatan pekerjaan dari masyarakat, masyarkat yang beragam/ majemuk, maka hanya dengan jalan keterwakilan oleh suatu lembaga yang legitimate, hasrat dan kepentingan rakyat itu akan tercapai, tentunya harus melalui meknisme pemelihan umum, yang prosedur, mekanisme dan tata caranya didasarkan pada peraturan perundang-undangan.
Dengan pemilu berarti vool up dari kedaulatan rakyat untuk memilih wakil-wakilnya yang akan menjabat dalam legilatif maupun eksekutif. Secara sederhana tujuan dari pemilu adalah penyaluran kedaulatan rakyat. Tujuan dari pada penyelenggaraan pemilihan umum (general election) menurut Jimmly Asshiddiqie dapat dirumuskan dalam empat bagian yakni:
  1. Untuk memungkinkan terjadinya pemilihan kepemimpinan pemerintahan secara tertib dan damai. 
  2. Untuk memungkinkan terjadinya pergantian pejabat yang akan mewakili kepentingan rakyat di lembaga perwakilan.
  3. Untuk melaksanakan prinsip kedaulatan rakyat.
  4. Untuk melaksanakan prinsip hak-hak asasi warga Negara.
Kegiatan pemilihan umum merupakan salah satu sarana penyaluran hak asasi warga Negara yang prinsipil. Dalam rangka pelaksanaan hak asasi warga Negara adalah keharusan bagi pemerintah untuk menjamin terlaksananya penyelenggaran pemilu sesuai dengan jadwal ketatanegaraan yang telah ditentukan. Sesuai dengan prinsip kedaulatan rakyat dimana rakyatlah yang berdaulat, semua aspek penyelenggaraan pemilu, harus dikemablikan kepada rakyat untuk menentukannya. Adalah pelanggaran terhadap hak asasi apabila pemerintah tidak menjamin terselenggaranya pemilhan umum, memperlambat penyelenggaraan pemilu tanpa perseteujuan para wakil rakyat.

Agar pemilihan umum terlaksana dengan baik, sesuai dengan arahan dan mekanisme yang ditetapkan dalam undang-undang penyelenggaran pemilu, maka sistem pemilihan umum dilaksanakan dengan mengikuti sistem yang berdasarkan kelaziman, dalam praktik ketatatanegaraan, sistem pemilu dikenal dua cara sistem pemilihan umum yakni:

  1. Sistem perwakilan distrik/ mayoritas (single member constituencies); wilayah Negara dibagi dalam distrik-distrik pemilhan yang jumlahnya sama dengan jumlah anggota lembaga perwakilan rakyat yang diperlukan untuk dipilih. Setiap daerah pemilihan akan diwakili oleh hanya satu orang yang akan duduk di perwakilan rakyat. 
  2. Sistem perwakilan berimbang, perwakilan proporsional; persentase kursi dilembaga perwakilan rakyat dibagikan kepada tiap-tiap partai politik, sesuai dengan jumlah persentasi suara yang diperoleh tiap-tiap partai politik. Pembagian kursi di badan perwakilan rakyat tergantung kepada berapa jumlah suara yang di dapat setiap partai politik yang ikut pemilihan umum.
Dalam praktiknya di Indonesia, pemilihan umum akhir-akhir ini adalah penggabungan dari dua sistem itu. Pemilihan DPD dilaksanakan dengan sistem distrik, yang diambil dari empat calon terpilih untuk setiap propinsi. Sedangkan untuk pemilihan DPR dan DPRD serta Presiden dan wakil Presiden menggunakan sistem perwakilan berimbang.

Perjalananan mekanisme pemilu yang mengikuti kedua sistem diatas, apalagi dengan system proporsional. Memerlukan waktu perhitungan yang lamban dan menghabiskan dana yang banyak untuk penyelenggaran hasil pemilihan umum. Pemilihan umum dilaksanakan dalam waktu yang panjang untuk memilih wakil-wakil rakyat. yang akan melaksanakan kepentingan nasional suatu bangsa.

Keterwakilan kepentingan rakyat ini merupakan representasi kelompok (baca: rakyat). Yakni konsep seseorang atau kelompok orang (baca: partai politik) mempunyai kemampuan untuk bicara dan bertindak atas nama suatu kelompok yang lebih besar, sebagaimana yang dikemukakan oleh Miriam Budiardjo (1987: 175). Demikian yang disebut sebagai perwakilkan yang bersifat politik _ Political Representation.